KASUS PRAKTEK BISNIS YANG TIDAK ETIS

   Studi tentang etika bisnis dan implikasinya terhadap pemangku kepentingan yang berbeda telah melihat pertumbuhan luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Ada juga telah terjadi peningkatan dalam penggunaan dan pengembangan kode etik dan pengumuman untuk praktek etika oleh banyak perusahaan, namun perusahaan masih dikritik karena praktik yang tidak etis mereka pada tingkat yang berbeda (Papers4you.com, 2006). Etika bisnis, menurut literatur telah berurat dengan rincian filosofis Etik (Trevino & Nelson, 1999). Etika telah didefinisikan sebagai kegiatan pemeriksaan standar moral masyarakat, dan bertanya bagaimana standar-standar yang berlaku untuk hidup dan apakah standar tersebut wajar ‘(Velasquez, 1998, hal 11). 

   Literatur tentang etika bisnis tersebut terbagi pada pandangannya tentang motivasi dan alasan bagi pengusaha untuk memiliki dimensi etika. Menggambar pada Harrison (2001), ada dua sekolah utama dari pikiran, pertama mereka yang menunjukkan bahwa perusahaan yang menghasilkan keuntungan lembaga dan oleh karena itu etika bisnis adalah cara lain untuk menarik pelanggan, kedua mereka yang mendukung kesadaran perusahaan dan motivasi intrinsik untuk adopsi etika bisnis. 

   Etika bisnis telah dianggap sangat subjektif di alam dan menurut Paul (2001) dianggap sebagai fungsi waktu dan budaya. Telah ditetapkan bahwa dengan berlalunya waktu etika bisnis telah berevolusi dan juga bahwa nilai-nilai budaya dan norma etika bisnis drive dalam batas-batas nasional dan regional. Salah satu studi utama mengenai nilai-nilai nasional telah dilakukan oleh Hofstede (1983). Menurut penelitian ini, yang hanya didasarkan pada empat indikator yaitu individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian dan maskulinitas, terdapat banyak perbedaan antara nilai-nilai di negara yang berbeda dan akibatnya etika bisnis. Globalisasi dikombinasikan dengan standardisasi telah membuat bisnis finansial efisien tetapi pada saat yang sama menimbulkan pertanyaan tentang standar kode etika bisnis melintasi batas-batas nasional. 

   Vinten (1991) membagi masalah bisnis yang etis pada tingkat yang berbeda yaitu bisnis internasional, bisnis domestik dan etika profesional. Pada tingkat internasional isu-isu etis termasuk bebas-batu dan sosialisme versus kapitalisme; di tingkat nasional ini termasuk dimensi agama, pemasaran sosial dan pendidikan etika, dan terakhir pada tingkat individu ini termasuk penyuapan, korupsi dan perlindungan data (Papers4you.com, 2006) . 

    Ada banyak alasan dan kritik atas kegagalan adopsi etika dalam dunia bisnis. Pertama, konsep ini dianggap terlalu teoritis dan juga meniadakan tujuan dasar dari setiap yaitu usaha untuk menciptakan kekayaan pemegang saham itu. Kedua, ia memiliki kekurangan arah dan kebulatan lintas budaya yang berbeda dan kelompok akademis. Terakhir, ia memiliki banyak dikotomi terselesaikan melekat bahwa menurut Sternberg (1994) membuatnya menjadi kasus relativisme ditolak.

Nama : Virgil G Jonathans
NPM : 11208264
Kelas : 4EA03

TEORI-TEORI ETIKA BISNIS

1. Pengertian Etika
    
    Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
    Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai.
Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai :
  1. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia
  2. Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima

Etika sebagai sebuah ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional,
  1. Mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu memang harus dilaksanakan dalam situasi konkret terutama yang dihadapi seseorang, atau
  2. Etika mempersoalkan apakah suatu tindakan yang kelihatan bertentangan dengan nilai dan norma moral tertentu harus dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan karena itu dikutuk atau justru sebaliknya
  3. Apakah dalam situasi konkret yang saya hadapi saya memang harus bertindak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakatku ataukah justru sebaliknya saya dapat dibenarkan untuk bertindak sebaliknya yang bahkan melawan nilai dan norma moral tertentu.

Etika sebagai Ilmu menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional.
Dengan menggunakan bahasa Nietzcshe, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba
Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan.


2. Macam-Macam Norma Umum

  • Norma-norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
  • Norma-norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.

  • Norma Sopan santun / Norma Etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.

  • Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata krama

  • Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

  • Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.

Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya ( kendati dalam kaitan dengan norma hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :
  1. Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau yang dianggap mempunyai konsekuensi yang serius bagi kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.
  2. Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu. Norma moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri.
  3. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh beberapa filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense).
 
3. Teori Etika

a. Etika Teologi
Etika Teologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik. Contoh seorang anak mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.

b. Teori Deontologi
Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani , “Deon“ berarti tugas dan “logos” berarti pengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindkan itu. Contoh : jika seseorang diberi tugas dan melaksanakanny sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.

VIRGIL GRISSOM JONATHANS - 11208264
Sumber :
(http://www.scribd.com/doc/19251843/etika-bisnis)